Khutbah, Nasihat

Sebab-sebab Keshalihan Anak (Khutbah Jumat)

Oleh: Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan –hafizhahullah–

Khutbah pertama:

الحمد لله رب العالمين، جعل صلاح الأولاد قرة عين للوالدين بالحياة وبعد الممات، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في ربوبيته وإلهيته وما له من الأسماء والصفات، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله حث على تربية الأولاد على الصلاة، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ذوي المناقب والكرامات، وسلم تسليماً كثيراً، أما بعد
(Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Penguasa alam semesta. Dia menjadikan keshalihan anak sebagai penyejuk pandangan bagi kedua orang tua di masa hidup dan setelah kematiannya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang hak) selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, baik dalam rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, demikian juga dalam nama-nama dan sifat-sifatNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Dia telah memberikan dorongan untuk mendidik anak-anak agar shalat. Semoga Allah senantiasa memberikan shalawat dan salam kepada beliau, keluarganya dan para sahabatnya yang memiliki kedudukan dan kemuliaan. Amma ba’du)

Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, padanya ada para malaikat yang keras lagi kasar, tidak pernah bermaksiat kepada Allah atas apa yang Dia perintahkan, dan mereka senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan.” (at-Tahrim: 6)

Wahai hamba-hamba Allah…
Sesungguhnya anak-anak adalah tangung jawab yang berat di pundak para orang tua. Oleh karena itu, para Nabi – ‘alaihimush shalatu was salam – senantiasa berdoa kepada Allah demi keshalihan anak keturunan meski belum memiliki anak keturunan.

Nabi Ibrahim al-Khalil – ‘alaihish shalatu was salam – berdoa,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ الصَّالِحِينَ
“Wahai Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (ash-Shaffat: 100)

Nabi Zakariya – ‘alaihis salam – berdoa,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Wahai Rabbku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (Ali ‘Imran: 38)

Kemudian, sesungguhnya anak-anak adalah hasil dari pernikahan sepasang suami istri. Maka termasuk tujuan terbesar dari pernikahan adalah untuk menghasilkan keturunan yang shalih. Oleh karena itu, ketika khitbah hendaknya calon suami memilih calon istri yang shalihah. Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda,
فاظفر بذات الدين تربت يداك
“Maka pilihlah wanita yang memiliki agama yang bagus, niscaya engkau akan beruntung.”

Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – juga bersabda,
إذا أتاكم من ترضون دينه وأمانته – وفي رواية – وخلقه فزوجوه، إلا تفعلوا تكن فتنةٌ في الأرض وفسادٌ كبير
“Jika telah datang kepada kalian (yakni para wali wanita -pent) orang yang kalian ridhai agamanya, amanahnya – dalam salah satu riwayat – dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika engkau tidak melakukannya, akan terjadi fitnah (bencana) dan kerusakan besar di muka bumi.”

Maka hendaknya seorang laki-laki yang melamar seorang wanita jangan hanya melihat kepada kedudukan dan nasab si wanita, kecantikannya, atau hartanya. Akan tetapi dia melihat kepada keshalihan dan agamanya. Karena ladang yang baik, yaitu tempat bagi suami untuk menanamkan bibit keturunan, akan bisa menumbuhkan keturunan yang shalih dan tidak menumbuhkan keturunan yang buruk. Ini ketika kita ingin membangun sebuah keluarga.

Dan jika Allah telah memberikan rezeki berupa anak-anak, maka telah datang dalam hadits bahwa,
كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah, lalu kedua orang tuanya yang menjadikannya sebagai seorang Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.”

Maka jika kedua orang tua adalah orang yang buruk lagi rusak, maka keduanya bisa mengubah fithrah anak yang dilahirkan, yaitu agama Islam, kepada agama lain yang menyimpang. Namun jika kedua orang tua adalah orang yang shalih, maka keduanya akan mengembangkan fithrah ini dan menjaga anaknya tetap di atas fithrah.

Oleh karenanya, Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda,
مروا أولادكم بالصلاة لسبع، واضربوهم عليها لعشر، وفرقوا بينهم في المضاجع
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat pada usia tujuh tahun, dan pukul mereka karena (meninggalkan) shalat pada usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah antara mereka pada tempat tidur.”

Ini semua adalah bentuk penjagaan terhadap fithrah anak yang dilahirkan, sekaligus sebagai pengembangannya di atas keshalihan, keistiqamahan dan berpegang teguh dengan agama Islam, sehingga dia menjadi penyejuk pandangan mata bagi kedua orang tua.

Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda,
إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاث صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له
“Jika seorang insan meninggal dunia, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal; sedekah yang terus mengalir, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak shalih yang mendoakan kebaikan untuknya.”

Maka seorang anak akan berdoa untuk kebaikan orang tuanya jika anak tersebut anak yang shalih. Anak yang shalih akan menggantikan kedua orang tuanya di rumahnya, dalam mengurusi dan menjaga anak keturunannya, saudara-saudara perempuannya, dan kerabat-kerabat wanitanya. Anak yang shalih akan berdoa untuk kebaikan orang tuanya sebagaimana berdoa untuk kebaikan dirinya,
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ
“Wahai Rabbku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku.” (Nuh: 28)

Anak yang shalih akan menunaikan hak-hak yang menjadi tanggungan orang tua ketika meninggal dunia, seperti membayar hutang-hutangnya, melaksanakan wasiatnya, dan lain sebagainya.

Maka anak yang shalih adalah pengganti orang tua. Oleh karena itu wajib bagi orang tua untuk memperhatikan keshalihan anaknya. Jangan sampai ada di antara kalian yang mengatakan “keshalihan itu di Tangan Allah” (yakni kemudian pasrah dan enggan melakukan usaha -pent). Benar, memang keshalihan itu di Tangan Allah, akan tetapi keshalihan itu memiliki sebab-sebabnya. Keshalihan tidak akan datang tanpa sebab. Maka wajib bagimu untuk melakukan sebab-sebab keshalihan ini sehingga Allah menjadikannya sebagai orang yang shalih.

Akan tetapi jika engkau mengabaikannya, tidak melakukan sebab-sebab keshalihan, dan mengatakan bahwa keshalihan itu berada di Tangan Allah, berarti engkau telah menyepelekan dan menyia-nyiakan amanah.

Bertakwalah kalian wahai hamba-hamba Allah… saat ini kita berada di permulaan tahun pelajaran baru. Dan kalian sangat bersemangat untuk memasukkan anak-anak kalian ke dalam sekolahan-sekolahan untuk belajar. Ini adalah hal yang sangat baik. Belajar adalah sesuatu yang dituntut. Belajar yang bermanfaat untuk agama dan dunia adalah suatu hal yang dituntut. Anak yang tidak belajar atau terputus dari belajar akan sia-sia dan telantar. Pada waktu ini, tidak ada tempat lagi bagi orang-orang yang tidak mau belajar. Anak yang gagal dalam belajar, dia akan gagal dalam semua urusan sehingga menjadi tergantung kepada kedua orang tuanya, bahkan menjadi tergantung kepada masyarakat. Bahkan mungkin dia akan terjerumus ke dalam lingkungan yang rusak dan merusak, seperti para pecandu obat-obatan, atau pemilik pemikiran sesat. Ini semua adalah akibat orang tua mengabaikan pendidikan anak.

Maka belajar yang benar dalam agama dan dunia, memiliki kedudukan yang agung dan manfaat yang besar. Janganlah kalian menyepelekannya, pilihlah sekolahan-sekolahan yang baik beserta mudir (kepala sekolah) dan para pengajarnya, untuk anak-anak kalian. Bekerjasamalah dengan mereka dalam mengawasi anak-anak kalian. Jika kepala sekolah atau seorang pengajar melihat ada penyimpangan atau perilaku buruk pada salah satu anak-anak didiknya, hendaknya dia memberitahukannya kepada orang tuanya agar bekerjasama bersamanya dalam memperbaiki kekurangan ini dan meluruskan anak didiki tersebut.

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan saling tolong menolonglah kalian dalam kebajikan dan takwa, dan jangan kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.” (al-Maidah: 2)

Ini berkaitan dengan sisi pendidikan atau studi anak. Dan di sana ada sisi yang lebih penting lagi, yaitu sisi agama. Tumbuh kembangkan anak-anak kalian dalam peribadahan kepada Allah, menjaga shalat berjamaah, menghadiri masjid-masjid untuk menuntut ilmu (agama), menghadiri pelajaran-pelajaran ilmu (agama) di masjid-masjid, ceramah-ceramah, dan perkara lain yang bisa memberikan faidah kepada mereka untuk membekali diri, disamping pelajaran-pelajaran dan ilmu yang telah mereka dapatkan di sekolahan.

Wahai hamba Allah… masjid-masjid juga merupakan tempat belajar, bahkan masjid-masjid adalah tempat belajar yang paling penting. Dia lebih penting dari sekolahan-sekolahan. Maka masjid adalah tempat belajar yang sesungguhnya, yang bisa membimbing anak-anak untuk menaati Allah, beribadah kepada-Nya, dan memperoleh ilmu yang bermanfaat serta teladan yang baik. Maka jagalah mereka untuk senantiasa berhubungan dengan masjid-masjid. Jangan kalian menyia-nyiakan mereka. Jangan kalian biarkan mereka tertidur, bermain, dan melakukan hal yang sia-sia. Hadirkanlah mereka bersama kalian di masjid-masjid agar mereka terdidik untuk taat (kepada Allah), agar mereka terbiasa dengan masjid-masjid, agar mereka melihat saudara-saudara mereka sesama muslim yang berbaris melaksanakan shalat di belakang imam mereka. Mereka berdoa kepada Allah, mengingat Allah, membaca al-Quran. Maka perhatikanlah anak-anak kalian. Ini jika mereka adalah anak laki-laki.

Adapun jika mereka adalah anak-anak wanita, mereka lebih susah (dalam mendidik -pent), anak wanita sekarang lebih susah dibandingkan anak laki-laki. Karena mereka juga keluar untuk belajar di sekolahan-sekolah, keluar untuk bekerja. Maka perhatikanlah mereka ketika keluar. Jangan sampai mereka keluar dengan berhias mempercantik diri, jangan mereka keluar dengan membuka aurat, jangan mereka keluar dengan melakukan perbuatan yang memalukan, perintahkan mereka untuk menutup aurat, bersikap malu dan beradab, jangan sampai salah seorang dari mereka naik kendaraan sendirian bersama sopir yang bukan mahramnya, karena ini adalah khalwat yang diharamkan. Betapa banyak bencana dan kerusakan yang timbul akibat seorang anak wanita naik kendaraan bersama sopir yang bukan mahramnya.

Maka bertakwalah wahai hamba-hamba Allah.. perhatikanlah anak-anak kalian baik yang laki-laki maupun wanita. Karena kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka kelak di hadapan Allah –subhanahu wa ta’ala–, dan karena kerusakan mereka adalah kerugian kalian sendiri di dunia maupun akhirat.

Maka bertakwalah kalian wahai hamba-hamba Allah… jagalah anak keturunan kalian.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (ath-Thur: 21)
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعنا بما فيه من البيان والذكر الحكيم، أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم، ولجميع المسلمين من كل ذنب، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
(Semoga Allah memberikan keberkahan dalam al-Quran yang agung kepadaku dan kalian, semoga Dia memberikan manfaat kepada kita dari penjelasan dan peringatan penuh hikmah yang ada padanya. Inilah yang aku sampaikan, dan aku memohon kepada Allah ampunan dari segala dosa, untukku, kalian, dan seluruh kaum muslimin, maka mintalah ampunan kepada-Nya, sesungguhnya Dia maha pengampun dan penyayang.)

Khutbah Kedua:

الحمد لله على فضله وإحسانه، وأشكره على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيماً لشأنه، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه، وسلم تسليماً كثيراً، أما بعد
(Segala puji hanya milik Allah atas segala karunia dan kebaikan-Nya, aku bersyukur kepada-Nya atas taufik dan anugrah-Nya. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang hak melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagai pengagungan terhadap kedudukan-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, semoga Allah senantiasa memberikan shalawat dan salam kepadanya, keluarganya, dan para sahabatnya. Amma ba’du.)

Wahai manusia…
Sesungguhnya –sebagaimana kalian ketahui– kita hidup di masa yang gelombang fitnah datang silih berganti, dengan berbagai macam bentuknya. Sangat gampang fitnah itu sampai ke dalam rumah-rumah dan sampai kepada anak-anak keturunan kita, baik laki-laki maupun wanita. Sangat mudah fitnah itu menghampiri mereka melalui layar-layar kaca, saluran satelit, berbagai stasiun-stasiun televisi rendahan, yang datang dari berbagai arah, bisa disaksikan orang dewasa maupun anak kecil, laki-laki maupun wanita. Juga melalui handphone, internet, dan berbagai sarana lain yang banyak, bermacam-macam, dan senantiasa berkembang setiap waktu, sebagai ujian dan cobaan. Maka jagalah anak-anak kalian dari berbagai sarana ini, kosongkan rumah-rumah kalian darinya, awasi anak-anak kalian dan laranglah mereka darinya, karena sesungguhnya itu adalah sarana-sarana keburukan, sarana untuk merusak dan menghancurkan agama dan akhlak.

Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya anak-anak itu wajib diperhatikan tidak dibiarkan, baik anak laki-laki maupun perempuan. Jagalah mereka, jangan bebaskan mereka di jalan-jalan, pergi ke tempat peristirahatan, tempat-tempat pesta dan lain-lain, karena itu semua adalah tempat bercampurnya segala keburukan, semua penyeru kepada fitnah. Di sana banyak orang yang melariskan obat-obatan terlarang, ada juga orang-orang yang melariskan pemikiran menyimpang, ada yang merusak akhlak, ada yang memang berburu anak-anak laki-laki dan perempuan.

Maka bertakwalah kalian kepada Allah, wahai hamba-hamba Allah. Sesungguhnya kalian bagaikan seorang penggembala kambing di daerah binatang buas. Jika kalian tidak memperhatikan mereka, maka binatang buas akan memakannya. Maka perhatikan dan jagalah anak-anak kalian.

Barangsiapa menggembala kambing di daerah berbinatang buas… dan dia tertidur dari gembalaannya, niscaya singa akan mengambil alih gembalaannya.

Maka bertakwalah kalian wahai hamba-hamba Allah, perhatikan anak-anak kalian. Hari ini berbeda dari kemarin, sekarang beda dari yang dulu. Tingkatkan kewaspadaan, waspadailah anak-anak kalian. Bertolong-menolonglah atas kebajikan dan takwa, jangan abaikan, jangan tersibukkan dengan dunia. Jangan kalian sibuk dengan dunia sehingga lalai dari anak-anak kalian. Jangan kalian tersibukkan dari mereka, jangan mengabaikan mereka, jangan serahkan mereka kepada diri mereka masing-masing atau kepada ibu-ibu mereka. Kalianlah yang bertanggung jawab atas mereka di hadapan Allah. Kalianlah yang akan merugi jika mereka rusak dan menjadi orang yang sia-sia. Maka bertakwalah kalian wahai hamba Allah, pada diri-diri kalian, bertakwalah kalian pada anak-anak kalian, bertakwalah kalian pada rumah-rumah kalian, bertakwalah kalian pada istri-istri kalian, karena kalian akan dimintai pertanggungjawaban dari semua itu. Dan tanggung jawab ini sangatlah agung, sedangkan Allah –subhanahu wa ta’ala– senantiasa mengawasi kalian. Maka bertakwalah kalian wahai hamba-hamba Allah.

و اعلموا أن خير الحديث كتاب الله، وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة، وعليكم بالجماعة، فإن يد الله على الجماعة، ومن شذ شذ في النار، (إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً) [الأحزاب:56]، اللهم صلِّ وسلم على عبدك ورسولك نبينا محمد، وارض اللهم عن خلفائه الراشدين، الأئمة المهديين، أبي بكر، وعمر، وعثمان، وعلي، وعن الصحابة أجمعين، وعن التابعين، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، اللهم أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين، ودمر أعداء الدين، واجعل هذا البلد آمناً مطمئناً وسائر بلاد المسلمين عامة يا رب العالمين، اللهم قنا شر الفتن، وشر أهل الفتن، وشر دعاة الفتن، ما ظهر منها وما بطن، اللهم أبعدها وأبعد أهلها عن بلادنا وعن بلاد المسلمين، اللهم من أراد الإسلام والمسلمين بسوءٍ فأشغله بنفسه، واردد كيده في نحره، واكفنا شره، إنك على كل شيء قدير، اللهم أصلح ولاة أمورنا، اللهم اجعلهم هداة مهتدين، غير ضالين ولا مظلين، اللهم أصلح بطانتهم، وأبعد عنهم بطانة السوء والمفسدين، اللهم اجعل ولايتنا فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك يا رب العالمين، اللهم ولي علينا وعلى المسلمين خيارنا، واكفنا شر شرارنا، وقنا شر الفتن ما ظهر منها وما بطن، ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم.

عباد الله، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ* وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ) [النحل:90-91]، فاذكروا اللهَ يذكرْكم، واشكُروه على نِعمَه يزِدْكم، ولذِكْرُ اللهِ أكبرُ، واللهُ يعلمُ ما تصنعون.

Sumber:

Diterjemahkan oleh alBamalanjy dari situs resmi Syaikh Shalih bin Fauzan -hafizhahullah- pada halaman http://www.alfawzan.af.org.sa/node/13475

Iklan

Satu tanggapan untuk “Sebab-sebab Keshalihan Anak (Khutbah Jumat)”

  1. Alhamdulillah, antum sudah mulai “menyempatkan diri” untuk menulis atau menterjemah lagi

    Semoga tetap istiqamah dalam menulis dan mengupdated blog, sehingga kami bisa mendapat banyak manfaat. Amiin.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s