Fiqih

Hukum Wanita Memandang Laki-laki

Wahai Fadhilatusy Syaikh, Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Apakah seorang wanita mendapatkan dosa ketika melihat kepada kaum laki-laki, baik secara langsung ataupun melalui televisi?

Jawaban:
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam. Aku bershalawat dan mengucapkan salam kepada nabi kita Muhammad, juga kepada keluarga beliau, dan para sahabatnya seluruhnya.

Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh.
Amma ba’du.

Wanita yang melihat kepada laki-laki tidak lepas dari beberapa keadaan: Lanjutkan membaca “Hukum Wanita Memandang Laki-laki”

Iklan
Khutbah, Nasihat

Sebab-sebab Keshalihan Anak (Khutbah Jumat)

Oleh: Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan –hafizhahullah–

Khutbah pertama:

الحمد لله رب العالمين، جعل صلاح الأولاد قرة عين للوالدين بالحياة وبعد الممات، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في ربوبيته وإلهيته وما له من الأسماء والصفات، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله حث على تربية الأولاد على الصلاة، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ذوي المناقب والكرامات، وسلم تسليماً كثيراً، أما بعد
(Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Penguasa alam semesta. Dia menjadikan keshalihan anak sebagai penyejuk pandangan bagi kedua orang tua di masa hidup dan setelah kematiannya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang hak) selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, baik dalam rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, demikian juga dalam nama-nama dan sifat-sifatNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Dia telah memberikan dorongan untuk mendidik anak-anak agar shalat. Semoga Allah senantiasa memberikan shalawat dan salam kepada beliau, keluarganya dan para sahabatnya yang memiliki kedudukan dan kemuliaan. Amma ba’du)

Lanjutkan membaca “Sebab-sebab Keshalihan Anak (Khutbah Jumat)”

Manhaj, Nasihat

Kaidah Menjauhi Fitnah (Bag 2/2)

Oleh: Syaikh Abdurrozzaq bin Abdilmuhsin al-Badr —hafizhohumalloh

Lanjutan dari Kaidah Menjauhi Fitnah Bagian 1

Di antara kaidah agung untuk menghindari dan menjauhi fitnah, adalah sikap lemah lembut dan kehati-hatian, menjauhi sikap terburu-buru, tidak tergesa-gesa ingin mendapatkan hasil, serta memperhatikan kepada dari segala perkara. Karena sikap buru-buru tidak akan mendatangkan kebaikan, sedangkan dalam sikap hati-hati terdapat kebaikan dan berkah.

Barangsiapa yang suka terburu-buru dalam urusan-urusannya, jiwanya tidak akan aman dari ketergelinciran dan penyimpangan. Sebaliknya, siapa yang besikap lemah lembut dalam urusan-urusannya dan bersikap hati-hati dalam perjalanannya serta menjauhi sikap buru-buru dan ngawur, dan dengan senantiasa memperhatikan akibat dari berbagai perkara, maka dengan izin Alloh ‘azza wa jalla dia akan sampai kepada hasil yang terpuji yang akan membahagiakannya di dunia dan akhirat. Lanjutkan membaca “Kaidah Menjauhi Fitnah (Bag 2/2)”

Manhaj, Nasihat

Kaidah Menjauhi Fitnah (Bag 1/2)

Oleh: Syaikh Abdurrozzaq bin Abdilmuhsin al-Badr —hafizhohumalloh

Telah sah dari Nabi —shollallohu ‘alaihi wa sallam— bahwa beliau bersabda,
إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الفِتَنَ
“Sesungguhnya orang yang bahagia adalah yang dijauhkan dari berbagai fitnah.” (Riwayat Abu Daud dan yang lain, dari al-Miqdad bin al-Aswad —rodhiyallohu ‘anhu)

Disinilah orang-orang yang memiliki kecemburuan dan menginginkan kebaikan, yang menghendaki keselamatan untuk diri mereka dan menginginkan ketinggian bagi umat mereka, umat Islam, bertanya-tanya tentang bagaimana menggapai kebahagiaan ini. Bagaimana cara meraih kebahagiaan itu, bagaimana menghindari berbagai fitnah dan bagaimana seorang muslim bisa dijauhkan darinya, sehingga dia bisa selamat dari berbagai keburukan dan bahayanya. Karena seorang muslim yang menginginkan kebaikan dan memiliki kecemburuan tidak menginginkan fitnah baik untuk dirinya maupun untuk umatnya. Karena dalam hatinya pasti terdapat nasihat untuk dirinya dan hamba-hamba Alloh, sebagai pelaksanaan dari sabda Nabi —shollallohu ‘alaihi wa sallam–,
الدين النصيحة قلنا لمن يا رسول الله قال لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم
“Agama adalah nasihat” Kami (para sahabat) bertanya, kepada siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab, “Kepada Alloh, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan kepada umumnya kaum muslimin.” (Riwayat Muslim)

Lanjutkan membaca “Kaidah Menjauhi Fitnah (Bag 1/2)”

Manhaj

FAKTOR KETEGUHAN KETIKA FITNAH

Seseorang bertanya, “Assalaamu’alaikum, apa saja sebab-sebab yang bisa membantu (seseorang) untuk teguh ketika terjadi fitnah?”

Jawab, “Sebab-sebab yang bisa membantu untuk teguh adalah berpegang teguh dengan al-Kitab dan as-Sunnah, tidak lebih dari itu. Maka barangsiapa berpegang teguh dengan Kitabulloh dan sunnah Nabi-Nya — shollallohu ‘alaihi wa sallam –, dan dia selalu menyertai orang yang memiliki keutamaan dan keistiqomahan, sedang dia tidak menjerumuskan diri ke dalam berbagai perkara, dan tidak mengahadapkan dirinya kepada fitnah, maka orang semacam ini akan dilindungi (dari fitnah) dengan izin Alloh ta’ala.”

Syaikh Abdul Karim al-Khudhoir — hafizhohulloh.

Sumber: http://www.khudheir.com/ref/370