Ubudiyah

KEUTAMAAN TAKWA

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

Takwa, satu kata ringkas namun penuh dengan makna.
Takwa, adalah satu-satunya yang bisa menghantarkan manusia kepada kebahagian dan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Takwa, kalimat ringkas tapi mencakup seluruh agama yang mulia ini.

Alloh ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Wahai oran-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan Islam.” (Ali Imran: 102)

Demikianlah, karena sangat pentingnya dan sangat agungnya kedudukan takwa dalam agama ini, maka takwa ini memiliki sangat banyak sekali keutamaan. Di antaranya …

Keutamaan pertama:
Takwa adalah wasiat Alloh kepada seluruh umat manusia. Alloh ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ

“Dan telah Kami wasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelummu dan juga kepadamu agar kalian bertakwa kepada Alloh.” (an-Nisa: 131)
Oleh karena itu, Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pun senantiasa memberi wasiat takwa kepada para sahabatnya rodhiyallohu ‘anhum.

Keutamaan kedua dan ketiga:
Takwa akan memudahkan seseorang keluar dari berbagai permasalahan yang menimpanya. Dan Alloh menjamin rizki bagi orang yang bertakwa. Alloh ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثٌ لاَ يَحْتَسِبُ

“Dan barangsiapa bertakwa kepada Alloh, niscaya Alloh menjadikan jalan keluar baginya. Dan Dia akan memberi rizki kepadanya dari arah yang tidak dia sangka-sangka.” (at-Tholaq: 2)
Seandainya seorang mukmin mengetahui hal ini, tentu dalam segala permasalahan yang menimpanya, dia akan senantiasa kembali kepada Alloh. Dia akan mengoreksi dirinya terlebih dahulu apakah dia telah bertakwa kepada Alloh ataukah belum.
Permasalahan ini mencakup segala permasalahan. Baik permasalahan yang berkaitan dengan duniawi, ataupun ukhrawi. Semuanya bertumpu kepada ketakwaan. Maksudnya, baik tidaknya kehidupan duniawi maupun ukhrawi manusia, semuanya tergantung kepada ketakwaan kepada Alloh.
Tidak heran, karena Alloh lah yang menguasai dua alam tersebut, dunia dan akhirat. Sehingga kebaikan hanya bisa tercapai dengan menaati Alloh yang menguasai dua alam tersebut.
Adapun tentang rizki, maka kita dapati – dengan sangat disayangkan – banyak di antara kaum muslimin yang tidak memahami hal ini. Sehingga di antara mereka ada yang mencari rizki dengan jalan yang tidak dibenarkan oleh Alloh. Dengan maksiat bahkan dengan kesyirikan. Wallohul Musta’an.
Padahal Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah menyatakan,
“Sesungguhnya ruhul qudus (Jibril) menyampaikan wahyu ke dalam hatiku, bahwa jiwa tidak akan mengalami kematian sehingga dia menyempurnakan rizkinya. Maka bertakwalah kalian kepada Alloh dan carilah (rizki) dengan cara yang baik. Jangan sampai anggapan lambat datangnya rizki membawa kalian untuk mencarinya dengan berbuat maksiat kepada Alloh. Karena sesungguhnya Alloh, tidak akan bisa digapai segala apa yang di sisi-Nya kecuali dengan menaatinya.” (Lihat ash-Shahihah, no. 2866)

Keutamaan keempat:
Takwa, sumber kemuliaan seorang hamba.
Kemuliaan, adalah satu kalimat yang mungkin dicari oleh setiap manusia. Tapi, kemuliaan manakah yang dimaksud?
Setiap manusia mengukur kemuliaan dengan ukurannya masing-masing. Di antara mereka, mengukurnya dengan harta, kekuasaan, kewibawaan, wanita, keelokan tubuh dan berbagai ukuran lainnya.
Tentu kemuliaan yang dimaksud adalah kemuliaan yang hakiki. Tentu saja, kemuliaan yang hakiki adalah kemuliaan yang diukur oleh Alloh ta’ala. Karena Dialah yang mengetahui segala sesuatu. Dan karena kemuliaan itulah satu-satunya kemuliaan yang akan Alloh tetapkan pada hari akhirat yang penuh keabadian kelak.
Segala ukuran kemuliaan menurut ukuran manusia, tidak akan bermanfaat jika tidak dibarengi kemuliaan menurut ukuran Alloh. Perhatikanlah contoh-contoh yang Alloh sebutkan dalam alQur`an, tentang Fir’aun, Haman, Kaum ‘Ad, Kaum Tsamud dan contoh-contoh lainnya, niscaya kita akan memahami.
Dan Alloh telah menetapkan, bahwa kemuliaan itu hanya akan diraih dengan takwa. Alloh berfirman,

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Sesungguhnya, yang paling mulia di antara kalian di sisi Alloh, adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Alloh maha mengetahui perkara yang lahir dan juga mengetahui perkara yang batin.” (al-Hujurat: 13)

Keutamaan kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan:
Dengan takwa, seseorang akan mampu membedakan antara hak dan batil, diampuni dosa-dosa yang kecil dan besar, serta dia mendapatkan pahala yang besar dari Alloh.
Alloh ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Alloh, niscaya Dia akan menjadikan furqon (pembeda) bagi kalian, menutupi kesalahan kalian dan mengampuni dosa kalian. Dan Alloh memiliki keutamaan yang sangat agung.” (al-Anfal: 29)
Syaikh Abdurrohman as-Sa’di rohimahulloh dalam tafsirnya mengatakan,
“Pelaksanaan takwa oleh seorang hamba adalah tanda kebahagiaan dan keberuntungan. Alloh telah mengikutsertakan kebaikan dunia dan akhirat yang sangat banyak atas ketakwaan. Di sini, Dia menyebutkan bahwa orang yang bertakwa akan mendapat empat perkara. Masing-masing dari empat perkara tersebut lebih baik dari dunia dan seisinya.
Pertama, al-Furqon, yaitu ilmu dan petunjuk. Dengannya, seorang yang memilikinya akan bisa membedakan antara petunjuk dan kesesatan, kebenaran dan kebatilan, halal dan haram, dan membedakan antara orang yang bahagia dan orang yang celaka.
Kedua dan ketiga, ditutupnya kesalahan dan diampuni dosa-dosa. Masing-masing dari keduanya jika disebut sendirian mencakup yang lain. Tapi jika disebut bersama, maka penutupan kesalahan ditafsirkan dengan dosa-dosa kecil, sedangkan pengampunan dosa ditafsirkan dengan dosa-dosa besar.
Keempat, pahala dan balasan yang besar nan agung bagi orang yang bertakwa dan mendahulukan keridhoan-Nya atas hawa nafsunya. Dan Alloh memiliki keutamaan yang sangat agung.” [Lihat Taisirul Karimir Rohman, karya as-Sa’di rohimahulloh]

Dan masih banyak lagi keutaan takwa yang tidak mungkin disebutkan seluruhnya oleh manusia.
Setelah kita mengetahui hal ini, maka wajarlah ketika Alloh menjadikan segala macam bentuk ibadah yang Dia syariatkan dengan satu tujuan yang mulia, yaitu bertakwa kepada Alloh ta’ala.
Alloh berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai seluruh manusia, beribadahlah kalian kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian, agar kalian bertakwa.” (al-Baqoroh: 21)

wallohu a’lam

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s