Aqidah, dakwah, Manhaj

KAIDAH DAN KETENTUAN PENYEBARAN AQIDAH SALAFIYAH (2)

Ini adalah kelanjutan dari KAIDAH DAN KETENTUAN PENYEBARAN AQIDAH SALAFIYAH (1)

KETENTUAN KESEPULUH:

Mengambil manhaj salaf dari keseluruhan perkataan-perkataan mereka, tidak dari satuan perkataan mereka. Ketidaktelitian dalam perkara ini telah menjadikan banyak penuntut ilmu — karena semangat mereka terhadap manhaj salaf — menempatkan sesuatu yang ada pada salaf bagaikan sesuatu yang ada pada Nabi — shollallohu ‘alaih wa sallam –, sehingga mereka berhujah dengan satuan nukilan yang datang dari individu salaful ummah. Inilah perkara yang hendaknya dipahami oleh penuntut ilmu. Yaitu bahwa manhaj salaf diambil dari keseluruhan perkataan. Adapun satuannya, maka tidaklah diambil perkataan dari setiap individu dengan anggapan bahwa ia mewakili as-salaf (secara keseluruhan -pent).

Sebagai contoh, kita dapati sebagian imam telah melakukan kesalahan pada sebagian perkara. Maka kesalahannya itu tidak boleh diambil dengan anggapan bahwa itu adalah manhaj salaf. Contohnya adalah hadits “ash-shuroh”. Sebagian mereka telah salah dalam menafsirkan hadits ash-Shuroh. Maka tidak boleh dikatakan bahwa salaf berselisih pendapat tentang hadits ash-Shuroh, akan tetapi yang benar dikatakan bahwa fulan telah melakukan kesalahan. Lanjutkan membaca “KAIDAH DAN KETENTUAN PENYEBARAN AQIDAH SALAFIYAH (2)”

Aqidah, dakwah, Manhaj

KAIDAH DAN KETENTUAN PENYEBARAN AQIDAH SALAFIYAH (1)

Sesungguhnya tersebarnya dakwah salafiyah di berbagai penjuru dunia merupakan sebuah fenomena yang patut disyukuri. Karena dengan tersebarnya dakwah mubarokah (penuh berkah) ini berarti menunjukkan tersebarnya pula aqidah shohihah (aqidah yang benar) yang sesuai dengan aqidah pendahulu umat ini.

Di antara bentuk syukur yang hendaknya dilakukan oleh para dai atau para penyeru dakwah yang mulia ini, hendaknya mereka benar-benar memperhatikan kaidah dan ketentuan dalam menyebarkan aqidah yang shohihah ini. Karena, dengan memperhatikan akidah dan ketentuan yang benar, kebenaran yang indah ini akan mendapatkan jalannya untuk diterima hati-hati manusia. Sebaliknya, dengan tidak mengindahkan aturan tersebut, kebenaran akan dinilai sebagai kebatilan, dan kebaikan akan dinilai sebagai keburukan. Terlebih lagi, kebenaran adalah sesuatu yang berat untuk diterima, maka jangan sampai para dai lebih memperberat lagi dengan sikap mereka yang tidak mengikuti kaidah maupun ketentuan dalam berdakwah.

Berikut ini adalah sebuah ringkasan ceramah tentang “Kaidah dan Ketentuan Penyebaran Aqidah Salafiyah” yang kami ambilkan dari sebuah forum ilmiyah yang spesialis membahas tentang aqidah. ( http://www.alagidah.com/vb/showthread.php?t=2262 )

KAIDAH DAN KETENTUAN PENYEBARAN AQIDAH SALAFIYAH
Oleh Syaikh Dr. Yusuf Muhammad Sa’iid
Ketua jurusan aqidah di Jami’ah al-Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah
Dengan ta’liq (komentar) dari
Syaikh al-Allamah al-Mufti Abdul Aziz bin Abdillah Alu Syaikh
Ketua Hai’ah Kibaril Ulama

Bismillahirrohmaanirrohiim… Lanjutkan membaca “KAIDAH DAN KETENTUAN PENYEBARAN AQIDAH SALAFIYAH (1)”