Sungguh telah jelas kedudukan seorang alim (orang yang berilmu) dalam agama ini. Mereka menempati kedudukan yang sangat mulia. Mereka berhak mendapatkan keutamaan yang sangat banyak. Di antaranya, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ
“Sesungguhnya seorang alim akan dimintakan ampunan oleh seluruh makhluk yang di langit dan di bumi sampai pun ikan-ikan di lautan.” (Riwayat at-Tirmidzi, dishahihkan al-Albani)
Namun, alangkah celakanya seorang alim, jika dia menutup-nutupi ilmu yang telah dia peroleh. Alih-alih dimintakan ampun oleh seluruh makhluk, dia malah mendapatkan laknat dari setiap makhluk yang melaknat. Allah berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَىٰ مِن بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولٰئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati.” (Al-Baqoroh: 159)
Maka renungkanlah perbedaan yang jauh dari dua keadaan alim ini, semoga Alloh memberi taufiq kepada kita semua.
Menyukai ini:
Suka Memuat...