Alhamdulillah, banyak manusia yang menyadari bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Mereka tahu bahwa mereka akan kembali ke kampung akhirat, sehingga mereka pun melakukan usaha mengumpulkan bekal menuju akhirat.
Hanya saja, di antara sekian banyak manusia yang sadar atau mengetahui akan hal ini, masih ada saja yang hatinya tertawan dengan dunia dan perhiasannya. Sehingga, seolah-olah dunia menjadi tujuan utama mereka, padahal mereka tahu dan sadar bahwa mereka akan kembali ke akhirat. Memang mereka sudah melakukan usaha berbekal menuju akhirat, namun karena mereka salah memosisikan akhirat terhadap dunia, mereka tetap saja lebih mengutamakan dunia atas akhirat.
Sebagian orang lain yang memiliki kesadaran lebih tinggi terhadap khidupan akhirat berusaha menjadikan akhirat seimbang (sama persis) dengan dunia. “Kita hidup itu harus seimbang antara dunia dan akhirat. Dunia iya, akhirat juga iya, fifty-fifty (50% – 50%)” demikian seolah-olah prinsip hidupnya berbicara.
Pembaca yang dirahmati Allah, jika kita telah mengetahui tidak benarnya prinsip hidup yang melebih utamakan dunia atas akhirat, lalu bagaimana dengan prinsip hidup yang menyatakan dunia akhirat fifty-fifty?