Oleh: Syaikh Kholid bin Ali al-Musyaiqih — hafizhohulloh.
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Semoga Alloh memberkahi Anda, dan menjadikan Anda bermanfaat bagi Islam dan kaum Muslimin.
Telah dilahirkan untukku seorang bayi pada hari sabtu jam tujuh malam. Kapankah hari aqiqohnya? Apakah hari kelahirannya dianggap sebagai hari sabtu atau hari Ahad?
Jawaban:
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi kita Muhammad, dan juga kepada keluarga beliau dan para sahabat beliau seluruhnya. Wa ba’du.
Sunnah dalam aqiqoh, adalah disembelih (binatang sembelihan; kambing -pent) pada hari ke tujuh dari kelahiran bayi. Dimana hari kelahiran bayi juga ikut dihitung. Maka (untuk kasus ini -pent) engkau mulai menghitungnya dari hari Ahad. Hal itu karena bayi ini dilahirkan setelah tenggelamnya matahari pada hari sabtu, sehingga engkau tidak menghitung hari sabtu dilahirkannya bayi itu. Maka engkau mengadakan aqiqoh pada hari Sabtu.
Diterjemahkan dari:
http://www.almoshaiqeh.com/index.php?option=com_ftawa&task=view&id=35051&catid=&Itemid=35

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
apakah sah, apabila aqiqoh dilaksanakan ketika bayi telah berumur 7 bulan (dibarengkan dgn acara adat jawa 7 bulanan / piton2 bayi)bgm hukumnya … trima kasih
wa’alaikumussalam warohmatullohi wa barokatuh
aqiqoh adalah sembelihan yang dilakukan dengan sebab kelahiran bayi. jadi jika dilakukan ketika bayi masih dalam kandungan maka tidak sah sebagai aqiqoh.
sedangkan upacara 7 bulanan adalah upacara ritual yang tidak dikenal oleh agama Islam.
Wallohu a’lam.