Akhlak

WASIAT ABU DARDA rodhiyallohu ‘anhu (bagian 1 dari 5 tulisan)

WASIAT ABU DARDA rodhiyallohu ‘anhu

(Dikutip dan diterjemahkan dari transkrip khutbah jum’at Syaikh Sholih bin Abdul Aziz Alu Syaikh rohimahulloh yang berjudul Washoya Abid Darda)

MUQODDIMAH

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Alloh yang telah menjadikan untuk umat ini mimbar-mimbar petunjuk dan teladan yang sholih agar diikuti oleh orang-orang yang terdahulu dan belakangan.

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا

“Sesungguhnya Ibrohim adalah seorang imam yang patuh kepada Alloh dan lurus (tidak berbuat syirik).” [QS. An-Nahl: 120]

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

“Sungguh telah ada teladan yang baik bagi kalian pada diri rosululloh.” [QS. Al-Ahzaab: 21]

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ وَالذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Muhammad adalah utusan Alloh, dan orang-orang yang bersamanya (bersikap) keras terhadap orang-orang kafir dan penyayang terhadap sesama mereka.” [QS. Al-Fath: 29]

Maka segala puji bagi Alloh yang telah menegakkan hujjah kepada kita dan menjadikan jalan ini jelas tidak ada kerancuan padanya.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak untuk disembah melainkan Alloh semata, tidak ada sekutu baginya. Dia adalah sesembahan orang-orang terdahulu dan belakangan, Dia adalah sesembahan bagi yang ada di langit dan di bumi. Dia mengetahui rahasiamu dan keterusteranganmu, dan Dia mengetahui apa yang kalian usahakan.

Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Alloh dan utusan-Nya, manusia yang Dia pilih dan kekasih-Nya. Beliau telah menyampaikan (risalah), memberikan kabar gembira dan peringatan. Beliau telah meninggalkan kita di atas jalan yang putih bersih, malamnya seperti siangnya, tidaklah menyimpang darinya sepeninggal beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam melainkan orang yang binasa. Maka sekali lagi, semoga Alloh memberikan sholawat dan salam kepada nabi kita Muhammad. Semoga Alloh memberikan sholawat kepada nabi kita Muhammad, setiap kali orang-orang bersholawat kepada beliau, dan setiap kali orang-orang yang lalai tidak bersholawat kepada beliau. Dan juga semoga Alloh memberikan sholawat dan salam kepada keluarga dan sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan sebaik-baiknya sampai hari kiamat.

Amma ba’du.

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Alloh dengan sebenar-benar takwa.

Wahai hamba-hamba Alloh, sesungguhnya Alloh Jalla Jalaaluhu telah memilih di antara apa yang Dia pilih, orang-orang yang sholih untuk bersahabat dengan Muhammad ‘alaihish sholaatu was salaam. Dia telah memilih mereka, sedangkan Dia Jalla wa ‘Alaa memilih apa yang Dia pilih karena keutamaan dari-Nya dan karena suatu hikmah.

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ

“Dan Robbmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki, tidak ada pilihan bagi mereka.” [QS. Al-Qoshosh: 68]

Dan para sahabat rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah suatu madrosah yang agung, dimana orang-orang setelah mereka terdidik pada madrosah tersebut. Para tabi’in terdidik padanya, dimana mereka melihat perbuatan para sahabat, mengambil perkataan mereka dan saling mempelajarinya. Begitu pula para ulama yang sholih setelah mereka terdidik padanya, dimana mereka memperhatikan perkataan mereka (para sahabat), mereka menjadikannya sebagai pelajaran-pelajaran, mereka memperhatikan dan merenunginya. Dan bukanlah hal yang aneh jika keadaannya demikian, karena mereka adalah para sahabat yang telah Alloh ridhoi.

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ

“Sungguh Alloh telah meridhoi kaum mukminin (yakni para sahabat), ketika mereka membaiatmu di bawah pohon.” [QS. Al-Fath: 18]

Di antara mereka (para sahabat) ada orang-orang muhajirin dan orang-orang anshor. Orang-orang anshor adalah mereka yang menjadi penolong bagi utusan Alloh Jalla wa ‘Alaa. Mereka menolong agama beliau tatkala orang-orang Quraisy dan kabilah-kabilah yang ada di sekitar Makkah meninggalkan beliau. Lalu mereka menyambut agama Alloh, menolongnya dengan lisan-lisan, perbuatan, pedang dan ruh-ruh mereka. Maka Alloh pun meridhoi mereka semua sebagai balasan atas apa yang telah mereka keluarkan, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka lakukan dan sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka sampaikan agama Alloh ini kepada umat ini dan seluruh manusia.

Dan di antara mereka ada seorang sahabat yang disifati oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagai hakiim (orang yang bijaksana) dari umat ini, dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam secara mursal (terputus sanadnya antara tabi’in dengan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam). Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hakiim (orang yang bijaksana) di kalangan umat ini adalah Abu Darda.”

Abu Darda adalah seorang sahabat dari kaum Anshor dari suku Khozroj. Nama beliau adalah Umair bin Zaid bin Qois, dan ada yang mengatakan Uwaimir bin Amir. Beliau adalah seorang hamba yang sholih dan termasuk salah satu tokoh ahli qiro’ah. Di antara para sahabat, tidak ada yang menghafal al-Qur’an secara sempurna pada masa hidup Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam kecuali beberapa orang saja, termasuk di antaranya adalah Abu Darda, semoga Alloh meridhoi beliau dan menjadikan beliau ridho.

Abu Darda masuk islam pada waktu perang badr di Madinah. Beliau mengikuti perang uhud dan berbagai peperangan lain setelahnya bersama Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam. Tatkala Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam melihat keadaan beliau pada perang uhud dan bagaimana pembelaan beliau terhadap Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika manusia bercerai berai, beliau berkata, “sebaik-baik penunggang kuda adalah Uwaimir.”

Abu Darda adalah bagaikan gudangnya hikmah dan ilmu, oleh karenanya Umar bin Khotthob rodhiyallohu ‘anhu mengangkatnya sebagai qodhi (hakim yang memutuskan perkara) di negeri Damaskus.

Dan beliau rodhiyallohu ‘anhu wafat di negeri Damaskus pada masa pemerintahan Utsman rodhiyallohu ‘anhu.

Beliau juga memiliki para sahabat. Beliau memberikan nasehat kepada orang banyak dengan perkataan beliau sehingga orang-orang pun mendapatkan pengaruh. Beliau juga memberikan nasehat kepada mereka dengan perbuatan beliau, dengan perbuatan yang kokoh/tinggi. Maka di dalam memberikan nasehat dan petunjuk, beliau menggabungkan antara perkataan dan perbuatan, sehingga manusia pun mendapatkan pengaruh dengan perbuatan beliau juga dengan perkataan beliau.

Dan termasuk perkara yang selayaknya kita lakukan wahai kaum mukminin, kita memperhatikan perkataan-perkataan para sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam agar kita melihat bagaimana mereka menyampaikan agama islam ini kepada manusia setelah mereka dengan perkataan dan perbuatan, sehingga sampai pada zaman kita sekarang ini. Dan segala kebaikan yang diharapkan ada pada manusia, maka hanya akan terwujud dengan melihat, memperhatikan keadaan para sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, mempelajari perkataan-perkataan mereka dan memperhatikan amalan-amalan mereka. Karena dengan memperhatikan amalan-amalan mereka, akan menjadikan seseorang memiliki himmah (keinginan dan semangat) yang kuat di dalam mencari kebenaran, berjihad, bersungguh-sungguh dalam beramal dan dalam beramal. Dan dengan memperhatikan perkataan-perkataan mereka, seseorang akan berada pada madrosah dan pendidikan yang tidak akan didapati jika tidak menyambut mereka para sahabat rodhiyallohu ‘anhum, mempelajari dan merenungi perkataan-perkataan mereka.

Abu Darda rodhiyallohu ‘anhu adalah seorang yang memiliki hikmah yang menakjubkan dan mendalam. Oleh karena itu, Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhuma berkata kepada para sahabatnya, “Sampaikanlah kepada kami (berita) dari dua orang yang berakal.” Lalu mereka menjawab, “Wahai Ibnu Umar, siapakah dua orang yang berakal?” Ibnu Umar berkata, “Mu’adz dan Abu Darda.”

Mu’adz, kedudukannya dalam islam dan pengetahuannya tentang halal dan harom telah kalian ketahui.

Adapun Abu Darda, maka perkataan dan hadits-hadits beliau dalam masalah tarbiyah (pendidikan) dan perbaikan jiwa dan masyarakat banyak disebutkan dalam kitab-kitab para ulama. Dan kita akan mengambil sebagian di antaranya sehingga bisa menjadi petunjuk kita kepada yang lainnya, semoga kita bisa mengambil pelajaran darinya sebagaimana sahabat-sahabat beliau rodhiyallohu ‘anhu.

Sampaikanlah kepada kami (berita) dari dua orang yang berakal.

—————————————————–

Bersambung ke bagian 2, insyaa Alloh

3 tanggapan untuk “WASIAT ABU DARDA rodhiyallohu ‘anhu (bagian 1 dari 5 tulisan)”

  1. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Bismillahirrahmanirrahiim….

    ‘Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Sehingga, Allahlah yang harus memberi rezeki kepadanya dan kepadamu, Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Angkabut [29]: 60)

    Baca selengkapnya di — http://uhibbulillah.multiply.com/

    Yaa… Rabb.. berolehkan kami ketentraman hati akan semua permasalah2an kami.., dan berolehkan kami jalan keluar terbaik u semua urusan2 kami.. dan Lindungi kami dari berbagai malapetaka dan marabahaya Yaa Rabb… Allahumma Amiiiin

Tinggalkan Balasan ke Novi Effendi Blog Batalkan balasan